Sejak promosi ke Liga Inggris pada musim 2021-2022, Brentford telah menarik perhatian penggemar sepak bola di seluruh dunia dengan strategi unik dan penampilan impresifnya.

Inti kesuksesan mereka terletak pada manajer berbakat mereka, Thomas Frank.

Dikenal karena ketajaman taktisnya dan kemampuannya merancang rencana permainan yang inovatif, Frank telah memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup Brentford di kasta atas.

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari filosofi taktis Thomas Frank, menganalisis pendekatan strategisnya dalam menyerang tendangan sudut, tendangan bebas, dan gameplay secara keseluruhan.

Dengan mengkaji prinsip-prinsip dan pola-pola utama yang diterapkan oleh Brentford di bawah bimbingan Frank, kita dapat memperoleh wawasan berharga mengenai kesuksesan mereka dan memahami mengapa mereka menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan di Liga Premier.

Sistem 4-3-3: Landasan untuk Sukses

Aspek kunci kesuksesan Brentford di bawah asuhan Thomas Frank adalah sistem taktis mereka. Frank telah menerapkan formasi 4-3-3 yang memungkinkan ketiga penyerang mereka berkembang secara bersamaan.

Meskipun tim memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan formasi 3-5-2, sistem 4-3-3 telah menjadi fondasi inti permainan mereka.

Garis pertahanan ditopang oleh kiper David Raya, yang tidak hanya unggul sebagai kiper tetapi juga memainkan peran integral dalam membangun permainan tim.

Lini belakang terdiri dari bek serba bisa seperti Aaron Hickey, Ethan Pinnock, dan Kristoffer Ajer, yang memberikan stabilitas dan kemampuan beradaptasi terhadap strategi pertahanan Frank.

Di lini tengah, Mathias Jensen, Christian Nørgaard, dan Vitaly Janelt membentuk trio dinamis yang menyeimbangkan soliditas pertahanan dengan playmaking kreatif.

Kemampuan mereka untuk mengontrol lini tengah dan berkontribusi pada transisi pertahanan dan permainan build-up berperan penting dalam kesuksesan Brentford.

Di lini depan, kemitraan mencolok antara Ivan Toney dan Bryan Mbeumo sungguh luar biasa.

Fisik Toney dan permainan bertahannya melengkapi kecepatan dan kemampuan Mbeumo dalam berlari di belakang pertahanan lawan.

Duo mematikan ini secara konsisten memberikan ancaman bagi tim lawan dan berkontribusi signifikan terhadap eksploitasi mencetak gol Brentford.

Tendangan Sudut Menyerang: Strategi Pemblokiran dan Variasi Kreatif

Salah satu keunggulan Brentford adalah pendekatan mereka dalam menyerang tendangan sudut.

Di bawah bimbingan Thomas Frank, tim menerapkan strategi “pemblokiran” untuk menciptakan peluang mencetak gol dan memaksimalkan peluang mereka dari bola mati.

Salah satu ciri utama strategi tendangan sudut Brentford adalah bentuknya yang agresif.

Mereka sering kali memiliki enam atau tujuh pemain di dalam kotak, dengan dua pemain ditempatkan di sudut.

Posisi agresif ini memberi tekanan pada lawan dan memaksa mereka fokus mempertahankan gawangnya sendiri ketimbang melancarkan serangan balik.

Aspek menarik lainnya dari rutinitas tendangan sudut Brentford adalah kehadiran dua penendang di sekitar sudut.

Hal ini memberikan opsi untuk permainan pendek dan beragam penyampaian, sehingga menyulitkan lawan untuk memprediksi langkah mereka selanjutnya.

Selain itu, kehadiran Bryan Mbeumo yang berkaki kiri dan Mathias Jensen yang berkaki kanan menambah lapisan ketidakpastian pada bola mati mereka.

Dari segi pemain incaran, Mbeumo, Jensen, Ben Mee, Ethan Pinnock, dan Christian Nørgaard menjadi kontributor utama.

Setiap pemain memiliki peran tertentu dan posisi serta pergerakan mereka di dalam kotak berkontribusi pada efektivitas tendangan sudut menyerang Brentford.

Selain itu, penggunaan strategis pemain seperti Ivan Toney oleh Thomas Frank, yang sering berlari ke arah berlawanan dari tempat penyampaian bola, menambah elemen kejutan dan memungkinkan peluang mencetak gol yang kreatif.

Taktik tendangan sudut Brentford terbukti berhasil, dengan gol-gol datang dari sontekan di tiang pertama, sundulan kembali ke area berbahaya, dan bahkan tendangan voli seperti Ivan Toney.

Kemampuan tim untuk beradaptasi dan mengeksekusi pola yang berbeda membuat lawan terus menebak-nebak dan menjadi faktor utama dalam eksploitasi mencetak gol mereka.

Menyerang Tendangan Bebas: Mengubah Peluang menjadi Bola Mati yang Mencetak Gol

Aspek lain dari kehebatan menyerang Brentford terletak pada kemampuan mereka mengubah tendangan bebas menjadi peluang mencetak gol.

Baik di sepertiga akhir lapangan atau dari area yang lebih dalam, Thomas Frank telah menyusun strategi untuk memanfaatkan situasi bola mati dan menciptakan peluang bagi timnya.

Di sepertiga akhir lapangan, Brentford kerap melakukan umpan ke dalam untuk menjentikkan bola ke tiang dekat. Strategi ini bertujuan untuk memanfaatkan kekacauan yang disebabkan oleh kehadiran banyak pemain di suatu area terbatas.

Dengan memanfaatkan strategi pemblokiran dan timing yang tepat, para penyerang Brentford bisa menciptakan peluang mencetak gol dari jarak dekat.

Ketika bola dapat dikirimkan di depan garis 18 yard, pengiriman dengan cara mengayun ke luar lebih disukai.

Pengiriman ini bertujuan untuk mencari ruang di tengah atau jauh kotak, memberikan peluang bagi pemain untuk menyerang bola dan menciptakan peluang mencetak gol.

Sekali lagi, strategi pemblokiran ikut berperan, dengan satu pemain bergerak di belakang penjaga target penyerang untuk menciptakan ruang dan mengganggu organisasi pertahanan lawan.

Kemampuan Brentford dalam mengkonversi tendangan bebas menjadi peluang mencetak gol merupakan bukti perencanaan cermat Thomas Frank dan eksekusi para pemainnya.

Dengan menggabungkan strategi pemblokiran, penyampaian tepat, dan pergerakan cerdas tanpa bola, Brentford secara konsisten memberikan ancaman dari bola mati.

Permainan Build-up: Kemajuan Cepat dan Licin

Permainan build-up Brentford ditandai dengan kecepatan dan ketepatannya.

Thomas Frank menekankan transisi cepat dari bertahan ke menyerang, memanfaatkan pergerakan pemainnya untuk menciptakan beban berlebih dan memanfaatkan ruang di pertahanan lawan.

Kiper tim, David Raya, berperan krusial dalam fase build-up. Meski Brentford kerap melakukan umpan dari belakang, Raya tak segan-segan melancarkan umpan langsung untuk melewati tekanan lawan.

Kemampuannya mendistribusikan bola secara akurat dalam jarak jauh memungkinkan Brentford dengan cepat beralih dari bertahan ke menyerang dan membuat lawannya lengah.

Di lini tengah, pemain seperti Mathias Jensen, Christian Nørgaard, dan Vitaly Janelt memberikan opsi di antara lini pertahanan, menciptakan jalur passing dan memfasilitasi perkembangan permainan.

Pergerakan cerdas mereka saat tidak menguasai bola dan pengaturan waktu umpan yang tepat berkontribusi pada kelancaran permainan Brentford.

Bek sayap Aaron Hickey dan Rico Henry berperan penting dalam mengalirkan bola ke atas lapangan.

Posisi mereka yang tinggi dan pergerakan mereka yang tumpang tindih menciptakan lebar dan meregangkan pertahanan lawan, memberikan peluang untuk melakukan umpan tembus atau umpan silang ke dalam kotak.

Taktik Thomas-Frank-Brentford
2 1 bentuk build up dengan punggung penuh tinggi

Dengan Ivan Toney memimpin lini depan, Brentford sering kali memberikan umpan-umpan panjang ke saluran lebar agar Bryan Mbeumo dapat memanfaatkan kecepatannya dan berlari ke belakang pertahanan.

Pendekatan langsung ini membuat lawan lengah dan memungkinkan Brentford dengan cepat menembus sepertiga akhir.

Secara keseluruhan, permainan build-up Brentford ditandai dengan kecepatan, ketepatan, dan kemampuannya memanfaatkan ruang di pertahanan lawan.

Penekanan Thomas Frank pada transisi cepat dan pergerakan cerdas saat tidak menguasai bola berperan penting dalam kesuksesan mereka.

Prinsip Menyerang: Keterusterangan dan Memanfaatkan Transisi

Salah satu ciri permainan menyerang Brentford adalah keterusterangan dan kemampuan mereka memanfaatkan momen transisi.

Thomas Frank telah menanamkan filosofi yang mendorong para pemainnya untuk cepat maju dan menciptakan peluang mencetak gol.

Ketika Brentford merebut kembali penguasaan bola, tiga pemain depan mereka segera beraksi, berusaha menerima umpan-umpan panjang dan meregangkan pertahanan lawan.

Fisik Ivan Toney dan kemampuannya menahan bola memberikan jalan keluar awal, sementara kecepatan Bryan Mbeumo memungkinkannya berlari ke belakang pertahanan.

Pendekatan langsung tim membuat lawan lengah dan menciptakan situasi 1v1 dengan kiper. Namun dihadapkan pada pertahanan yang kompak, Brentford juga mengandalkan kemampuan umpan silang Rico Henry untuk menciptakan peluang mencetak gol.

Kemampuan mereka untuk bertransisi dengan mulus antara permainan langsung dan kesabaran telah menjadi faktor kunci dalam eksploitasi mencetak gol mereka.

Selain gaya permainan langsungnya, Brentford juga memanfaatkan situasi bola mati. Dengan Mathias Jensen dan Bryan Mbeumo bertanggung jawab atas pengiriman, dan pemain seperti Ivan Toney dan Ben Mee menyerang bola, Brentford terus memberikan ancaman dari tendangan sudut dan tendangan bebas.

Kombinasi permainan langsung dan kemahiran bola mati menjadikan mereka kekuatan menyerang yang tangguh.

Prinsip Pertahanan: Tekanan Tinggi dan Bentuk Kompak

Meskipun permainan menyerang Brentford mendapat banyak sorotan, prinsip bertahan mereka juga sama pentingnya dalam kesuksesan mereka.

Di bawah asuhan Thomas Frank, tim menerapkan permainan tekanan tinggi dan mempertahankan bentuk kompak untuk membatasi ruang lawan di sepertiga akhir lapangan.

Strategi pertahanan Brentford dimulai dari depan, dengan pemain seperti Mathias Jensen memimpin pers dan mengganggu permainan lawan.

Pressing mereka yang agresif memaksa lawan untuk bermain lama atau membuat kesalahan, menyebabkan turnover dan peluang bagi Brentford untuk mendapatkan kembali penguasaan bola.

Jika terjadi kegagalan dalam menekan, Brentford dengan cepat mundur ke bentuk pertahanan yang kompak, biasanya dalam formasi 4-5-1 atau 5-3-2.

Kekompakan ini membatasi ruang gerak lawan dan menyulitkan mereka menembus lini pertahanan.

Energi dan intensitas tim dalam bertahan patut diacungi jempol, karena mereka secara konsisten menekan dan melakukan serangan balik untuk mendapatkan kembali penguasaan bola. Namun, masih ada ruang untuk perbaikan dalam hal efisiensi, karena mereka kebobolan gol langsung dari turnover dan memiliki persentase tekel terendah di liga.

Terlepas dari kekurangan pertahanan ini, kemampuan Brentford untuk mengganggu permainan lawan dan membatasi peluang mencetak gol telah menjadi faktor kunci kesuksesan mereka. Penekanan Thomas Frank pada tekanan tinggi dan menjaga bentuk kompak membuat mereka menjadi unit pertahanan yang tangguh.

Kesimpulan

Di bawah bimbingan Thomas Frank, Brentford telah membuktikan diri sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan di Liga Premier. Ketajaman taktis Frank dan kemampuan merancang strategi inovatif berperan penting dalam kesuksesan tim.

Kehebatan Brentford dalam menyerang terlihat jelas dalam pendekatan mereka terhadap bola mati, di mana mereka menggunakan strategi pemblokiran, variasi kreatif, dan memanfaatkan kekuatan pemain menyerang mereka.

Gaya permainan langsung mereka, dipadukan dengan kemahiran mereka dalam bola mati, telah menjadikan mereka kekuatan menyerang yang ampuh.

Dalam hal build-up play, transisi Brentford yang cepat dan apik, pergerakan cerdas saat tidak menguasai bola, dan umpan-umpan tepat membuat mereka bisa menembus pertahanan lawan dan menciptakan peluang mencetak gol.

Secara defensif, tekanan tinggi dan bentuk kompak Brentford telah mengganggu permainan lawan dan membatasi ruang mereka di sepertiga akhir lapangan.

Meskipun masih ada ruang untuk perbaikan dalam hal efisiensi, energi dan intensitas mereka dalam bertahan telah membuat mereka menjadi unit yang tangguh.

Secara keseluruhan, filosofi taktis Thomas Frank menjadi kekuatan pendorong di balik kesuksesan Brentford.

Dengan menggabungkan kehebatan menyerang, prinsip pertahanan yang solid, dan struktur tim yang kohesif, Frank telah mengubah Brentford menjadi tim yang mampu menantang finis di paruh atas Liga Premier.

Sumber premierleaguenewsnow

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.